Hasil gambar untuk hikmah



Oleh: Si Pincang
10 Rabiul Awal 1434H
23 January 2013
12:27
HUKUMNYA MENCARI HIKMAH.
(QOOLA ROSUULULLOOHI SALLALLOOHU 'ALAIHI WASALLAMA : AL-KALIMATUL HIKMATU DLOOLATUL MUKMIN FAHAITSU WAJADAHAA FAHUWA AHAQQU BIHAA)
Bersabda Rosululloohi s.a.w : " Kalimat Hikmah itu adalah tuntutan orang beriman. Maka dimana mereka menemukannya, maka mereka lebih berhak dengannya "
Dalam hadits diatas diterangkan bahwa :
AL-KALIMATUL HIKMATU DLOOLATUL MUKMIN
     " Hikmah itu tuntutan orang yang beriman ".

Jadi semua orang yang beriman itu wajib menuntut akan hikmah, bukan sunah. Bahkan di mana saja adanya hikmah itu dia (orang beriman) berhak mengambilnya.
Baikpun hikmah itu ada di dalam Alqur-an, dalam hadis Nabi, dalam kitab-kitab yang berdasarkan Alqur-an dan hadits, atau di lain-lain tempat, semuanya berhak untuk diambilnya. Jadi mencari hikmah itu adalah wajib.
Bahkan bila jadi juru da'wah, saat mengajak orang lain pertamanya haruslah kearah hikmah.
(UD'U ILAA SABIILI ROBBIKA BILHIKMATI)

SEBABNYA ORANG MUKMIN WAJIB MENUNTUT   HIKMAH.
Yang menyebabkan orang mukmin wajib menuntut hikmah adalah karena :
1.  Diterangkan dalam Alqur-an bahwa di dalam satu hikmah saja itu mengandung kebaikan yang banyak.
(WAMAI YU'TAL HIKMATA FAQOD UUTIYA KHOIRON KATSIIROO)
"Dan barang siapa diberi satu hikmah maka ia benar-benar dianugerahi kebaikan yang banyak".
Jadi orang yang bisa mendapat 1 hikmah saja sama dengan telah mencapai kebaikan yang tak terbilang banyaknya – KHOIRON KATSIIROO
Tapi bagi orang yang bisa mencapai kebaikan yang banyak belum tentu bisa mencapai 1 hikmah.
2.  Dan total di dalam pelajaran Islam itu semuanya mengandung hikmah.

LETAK  POSISINYA  HIKMAH.
Adapun letak posisinya hikmah adalah di belakang " KITAABU " ( di belakang yang tertulis atau di belakang yang tersurat ). Di belakang yang tertulis atau yang tersurat ada yang tidak tertulis atau ada yang tersirat (yang tersembunyi). Sedangkan yang tersirat itulah yang disebut hikmah. Sebagaimana diterangkan dalam Alqur-an :
(WAYU'ALLIMUHUMUL KITAABA WAL HIKMATA)
"Dan Rosul Alloh mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah"
Jadi hikmah itu di belakang KITAABU atau di belakang tek-tek  atau di belakang lafal makna. Bisa juga disebut kalau KITAABU itu yang dhohir, sedangkan HIKMAH itu yang batin.
Adapun HUKUM adalah juga termasuk KITAABU (yang tersurat).
HUKUM adalah ketentuan-ketentuan yang menentukan wajib, sunah, haram, halal, mubah dan makruh.
Jadi dibalik hukum itu ada hikmah. Dan didalam pelajaran Islam seperti wudlu', adzan, sholat, zakat, puasa, ibadah haji, umroh, disemua perintah-perintah Alloh, disemua larangan-larangan Alloh semuanya itu pasti mengandung hukum dan hikmah. Akan tetapi biasanya manusia itu hanya sibuk di KITABA saja / hukum saja / yang dhohir saja / di formalitas saja, tidak sampai menyentuh yang tersembunyi atau menyentuh HIKMAH nya.
Orang yang mempelajari Islam tanpa melewati hukum ibaratnya orang yang masuk suatu rumah tanpa melalui pintunya melainkan menjebol temboknya. Tapi bila orang yang mempelajari Islam itu hanya dari segi hukumnya saja / KITABA saja / text-text saja tidak sampai menyentuh hikmahnya maka jadilah meskipun baik yang dituju, buruklah yang akan bertemu, meskipun bahagia yang dicita-cita, sengsara yang akan bersua. Jadi hanya mendapat kepayahan saja.

SULITNYA MENCARI HIKMAH
Memang dalam Alqur-an diterangkan bahwa yang bisa mencapai hikmah adalah ULIL ALBAB.
(WAMAA YADZDZAKKARU ILLAA UULUL ALBAAB)
" Dan tidak ada yang dapat menerima pelajaran hikmah kecuali orang yang Ulul Albab"
Akan tetapi kita harus belajar, meskipun sulit, janganlah mundur dari kesulitan. Karena didalam kesulitan itu ada YUSRO (kemudahan-kemudahan).
Biasanya manusia suka menghindari kesulitan. Padahal manusia diciptakan dalam kesulitan.
(LAQOD KHOLAQNAL INSAANA FII KABAD)
"Sungguh-sungguh kami telah menciptakan manusia didalam kesulitan"
Bila telah diciptakan dalam kesulitan, mengapa harus menghindar dari sulit ?. Mestinya harus suka pada kesulitan. Lho kok malah tidak mau sulit.
Kalau semuanya ingin tanpa kesulitan, maka bahaya akan mengancam. Seperti misalnya orang yang ingin kaya tapi tidak mau kesulitan / inginnya jalan pintas maka tentulah akan timbul seperti korupsi, merampok dsb.
Sebenarnya dalam kesulitan itu ada hikmah yang sangat besar. Dengan adanya kesulitan timbulah perjuangan. Tanpa ada kesulitan tentulah tidak ada perjuangan.
Tulisan-tulisan sebelum ini ( Ashabul Ukhdud dan Ashabul Fill ),  juga termasuk kisah hikmah. Semaga kita mampu menangkap hikmah-nya..

Post a Comment